A BIG WELCOME FROM WARSYI

selamat datang di blog LADESTA,,,,,,,,,,,,,,,
ini adalah salah satu blog Alumni PP. Nurul Haramain NW Narmada
maaf jika dalam blog ini banyak kekurangan dan belum sempurna,,,,,,

Sunday, December 2, 2012

PERTANDINGAN ADU CANGGIH

Oleh : TGH. Hasanain Juaini

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Fenomena sampah dan manusia sejatinya adalah pergulatan yang komplit melibatkan keimanan, intelektual, peri-laku sampai kelangsungan hidup. Kesemuanya dipertaruhkan pada kalah dan menang antara manusia dan sampah itu. Dan sampai termin ini manusia KALAH hingga sama sekali tidak keliru kalau kalender dari 1 Januari sampai 31 Desember dijadikan HARI SAMPAH SEDUNIA.

Yang unik adalah biang semua itu justru manusia sendiri dan kemuncaknya adalah manusia tidaklah beriman, tidak intelek dan kelangsungan hidupnya akan sirna jika tidak tidak terus bergulat dan bergulat dengan sampah [sekalipun dalam kondisi terus kalah]. lengah sedikit, lawannya itu akan menguat. Weleh.

Ke Indonesia ini, berbagai negara Adi Daya seperti Amerika, Jerman, Australia dan akhir-akhir ini Belgia menawarkan jurus-jurus kemenangan melawan sampah. Tiga negara pertama sepertinya keok equipments mereka terlalu mewah dan mahal, sementara yang terakhir masih mengadu nasib. Akan kita lihat hasilnya beberapa waktu kemudian. Jokowi sedang menjajalnya di DKI.

Mari kita fokus pada lokus kita yang kecil NTB. Lalu kita mengerucut ke Kabupaten kota dan akhirnya menajam ke pasar-pasar seperti Masbagek, Praya, Narmada dan Kebon Roek . . .Apa khabar? Kita akan berakhir diujung lidah para sopir truk sampah yang akan berkata: "Jumlah sampah melebihi kendaraan dan tenaga kami [so pasti masalah gajinya juga]". Awas jangan balik ke theori. Kita butuh ide aplikatif untuk menjawab tantangan ini.

Pengalaman hajji tahun ini [2012] memperlihatkan saya sebuah model truk sampah yang mampu mempress segunung sampah menjadi hanya seper empatnya saja. Kontan otak saya merengek dan berkata: Jika kita mempress sampah maka volumenya akan menyusut menjadi 1/4 saja hingga kebutuhan truk yang [misalnya] 100 buah akan berkurang menjadi 25 buah saja, demikian pula pada jumlah sopir dan gajinya. Opsss tapi truk model yang di Saudi Arabia itu tentu sangat mahal, boros minyak dan listrik. Nah adakah yang bisa merancang yang lebih murah dan simple?

Bagaimana kalau di setiap pasar dibuatkan satu atau dua buah alat press sampah hidrolis yang menghasilkan bola-bola sampah padat sehingga dengan demikian:

1. Akan banyak buruh yang akan memburu sampah-sampah karena upah akan dibayarkan sesuai dengan jumlah bola sampah yang berhasil dipress;

2. Bola-bola sampah itu akan bagaikan gelondongan kayu dan selanjutnya bisa dibakar dengan pancingan 10% LPG atau batu bara. Hasil panasnya untuk mendidihkan air di boiller dan uap airnya untuk membangkitkan listrik? Bukankah listrik tenaga uap saat ini bipanaskan dengan batu bara 100%;

3. Cara ini tentu tidak berfikir untuk memilah sampah karena hal itu terlalu memerlukan areal, jumlah manusia dan dampak bau yang terlalu besar. Belajarlah dari kasus Bantar Gebang DKI yang meng-KO teknologi olah sampah Australia.

Kini saya masih melongo mengkhayalkan adakah gerangan yang mau terlibat untuk berfikir, mendesigne dan membiayai ide semacam ini? 

Sayapun menunggu GERANGAN SEPERTI APAKAH HASIL AKHIR PERTARUNGAN MANUSIA DENGAN SAMPAHNYA SENDIRI???!!!

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
3 Desember 2012