A BIG WELCOME FROM WARSYI

selamat datang di blog LADESTA,,,,,,,,,,,,,,,
ini adalah salah satu blog Alumni PP. Nurul Haramain NW Narmada
maaf jika dalam blog ini banyak kekurangan dan belum sempurna,,,,,,

Friday, November 23, 2012

KELAS ATLET [Sebuah Ikhtiar]

Oleh : TGH. Hasanain Juaini

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Untuk kali kedua ide ini saya langsir di FDMN, lebih-lebih setelah seminggu lamanya kita deg-degan menunggu jumlah medali emas PON-RIAU kita dari delapan buah menjadi 11 [sesuai target].

Menjurus gila juga NTB menargetkan 11 emas, jika dilihat pada sejarah sebelumnya bahwa kita tidak pernah mendapatkan sepuluh. Ada rasa penasaran yang muncul pada saat penantian tersebut, karena Lampung dan Bali tiba-tiba menyodok rangking kita sehingga terlempar dari sepuluh besar. Alhamdulillah target memang terlampaui 12 emas, maka jadilah sejarah. Ya sejarah awal perolahragaan kita di NTB.

Beberapa hari setelah euphoria itu, mendadak saya disergap rasa takut: "Mampukah kita mempertahankan rangking itu?", "Mampukah kita menambah jumlah medali emas pada PON-PON berikutnya? Saya tak ingin berlama-lama mikir untuk menuntaskan ketakutan itu. Segera saya jawab sendiri "Insya Allah Mampu". Nah bagaimana caranya?

Dimanapun ada tanah lapang, selalu kita lihat ada jalan setapak membentang yang berfungsi ganda, (1) membuktikan bahwa sesuatu yang dilakukan terus menerus akan menjelma menjadi sukses story yang dapat dilalui oleh mereka yang menginginkan sukses di masa yang akan datang, (2) manusia memang selalu mencari dan membuat jalan pintas yang tidak jarang mengorbankan keindahan. Dalam masyarakat dengan tabiat 'jalan pintas', jika anda membuat aturan "dilarang berjalan diatas rumput", maka mereka akan melintasinya dengan merangkak atau berjinjit. Tak melanggar aturan, memang tapi kelakuan ini pastinya menabrak essensi.

Kembali ke tantangan di atas, bagaimana mempertahanan prestasi dan sejarah baru itu agar menjadi kebanggan dan sukses story yang terus menerus bisa ditingkatkan?

Dua hari lalu, saya mengundang Ketua KONI-NTB, Bapak H. M Nur Said Kasdiono dan mengajukan padanya sebuah rencana agar di Pondok Pesantren diadakan kelas Atlet. Santrinya disuplay oleh KONI yang terlebih dahulu melakukan seleksi fisik yang menjamin bahwa secara jasmaniah calon santri tersebut berpotensi menjadi juara. 

Di Pesantren para santri atlit itu diberikan ilmu agama dan umum standar, sedangkan sisa waktu dan kegiatan adalah latihan, latihan dan latihan. Itu akan berlangsung selama 6 tahun dengan materi, program, fasilitas dan berbagai keperluan yang mustahak.

Pilosophinya adalah: Titik titik airpun bisa menembus batu, alah bisa karena biasa, bahkan shimpanze-pun bisa dilatih menjadi astronout. Masakan manusia tidak bisa dilatih untuk meraih medali? 

Satu lagi towelan genit: Ah masak pesantren kerjaannya mencetak atlit olah raga? Saya faham ini memang kedengaran sangat aneh, tapi bagaimana kita akan menjawab cibiran yang pasti dan tak diragukan lagi sering terlontar: Anak-anak muslim terhalang menjadi juara hanya karena ajaran agamanya. Sulaimanoglu, seorang atlit Turki, raja angkat besi Olympiade Barselona yang rekornya tak tertumbangkan sampai saat ini telah membuktikan, bahwa muslim tidak harus tunduk pada cibiran semacam itu. Bahkan Agama lebih kuat memberikan motivasi untuk menjadi juara, dalam bidang apapun selama itu tidak dalam kemaksiatan "Ya'lu walaa yukla alaihi".

Agar tidak membangun jalan pintas di atas tanah lapang dan merusak keindahan, maka saat ini telah dimulai di atas lahan 50 hektar yang dipenuhi rerimbunan hutan buatan di Desa Madani Sedau, rencana kelas atlit di Pondok Pesantren Nurul Haramain itu, sedang diproses. Bangunan aula sudah selesai, kini shelter-shelter dan dapur atlit sedang dibangun. Rencana ini, selain membutuhkan dukungan pemikiran dan moral, dukungan teknis dan material juga tak kurang perlunya. Adakah yang mau nimbrung?

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Narmada, 10 Muharram 1434 H

No comments:

Post a Comment