A BIG WELCOME FROM WARSYI

selamat datang di blog LADESTA,,,,,,,,,,,,,,,
ini adalah salah satu blog Alumni PP. Nurul Haramain NW Narmada
maaf jika dalam blog ini banyak kekurangan dan belum sempurna,,,,,,

Sunday, June 2, 2013

ISRA' & MIKRAJ: 2 [Peristiwa Kenangan]

oleh : TGH. Hasanain Djuaini



Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Mula-mula saya gerah betul dengan sebuah pertanya:

"Tahukan anda seorang raja muslim yang dibangga-banggakan ternyata tidak pernah sekalipun membayar zakat?"

Sungguh pertanyaan itu tak masuk akal sehat sehingga saya berfikir bahwa itu sekedar hoax yang ingin mempermalukan ummat islam saja. Tapi ternyata setelah saya menelaah eksiklopedi, jawabannya sangat jelas. Diala Sholahuddin Al-Ayyubi sang pahlawan besar yang mendapatkan respek lawan dan kekal abadi dalam sanubari setiap muslim yang mengenalnya.

Nah mengapa beliau tidak pernah membayar zakat hartanya? Tidak lain karena selama umurnya beliau tidak pernah memiliki harta yang jumlahnya sampai mencapai nishob. Subhanallah.

Malam Jum'at, tepat tanggal 27 Rajab tahun 583 H, delapan ratus lima puluh tiga tahun yang lalu, Raja Kristen Balian menyerah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi yang telah mengepung Al-Quds selama 12 hari. Itulah kenangan pertama ummat Islam terkait dengan Peringatan Peristiwa Isra' Dan Mikraj Rasuullah s.a.w.

Pada pihak Kristen, kenangan itu menjadi puncak rasa malu yang tiada terkira, demikian tulis Karen Armstrong dalam bukunya Perang Salib II. mengapa gerangan demikian? Karena pada perang Salib I, disaat tentara Frank merebut Al-Quds, mereka membantai 85,000 lebih ummat Islam yang berlindung di dalam Masjid, sehingga kaki-kaki kuda yang mereka pakai memburu dan membantai ummat yang sudah tidak berdaya itu tenggelam sampai kelututnya oleh jenazah bercampur darah. 

Kini apa yang dilakukan Shalahuddin atas mereka bukanlah balas dendam, tapi sebaliknya unjuk kasih sayang.

Dr. Ali Muhammad As-Syalabi dalam bukunya "Shalahuddin Al-Ayyuby" Menukilkan syair yang dibaca shalahuddin ketika itu:

Saat kami berkuasa
Tabiat kami adalah memberi maaf
Tapi, saat kuasa ditangan kalian
maka yang menebar adalah dendam dan darah

Kalian menghalalkan darah para tawanan
Tapi di tangan kami, 
tawanan mendapatkan kasih sayang dan kedamaian
Kami di sini dan kalian disana, sungguh jauh berbeda

Sebuah bejana 
hanya dapat mengeluarkan
isi sesungguhnya 
yang dikandungnya.

Dalam perjanjian damai yang telah dicapai, Shalahuddin berjanji untuk membebaskan semua tawanan yang berjumlah lebih dari 60,000 orang dengan tebusan 1000 dirham perorang. Kembalilah rasa malu berganda tercoreng di jidat Ummat Kristiani dunia, karena sejarah mencatat bahwa ketika ribuan pembesar Kristen keluar Palestina membopong seluruh harta milik mereka yang berlimpah, membiarkan jemaat mereka yang miskin tetap tersandera tanpa ada yang sudi menolong, bahkan sampai batas waktu 60 hari yang disediakan masih tersisa begitu banyak sandera miskin yang terancam menjadi budak.

Shalahuddin kemudian meminta bagiannya, sebagai panglima, atas harta rampasan dan saat itu juga dihabiskan untuk menebus seribu orang sandera. Beliau lalu membebaskan mereka untuk pergi dengan damai. Setelah itu beliau memerintahkan kepada jendral-jendral muslim yang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga hampir seluruh tawanan dapat bebas. Akhirnya dengan haknya sebagai Pemimpin Ummat Islam dia meminta untuk diizinkan memberikan maaf kepada sisa tawanan sehingga tak tersisa satupun diantara mereka yang harus dipaksa menjadi budak.

Ummat Kristen di Barat tidak tega menghapus tulisan sejarah yang sungguh telah memuliakan darah mereka sehingga mereka memberikan kenangan manis kepada Shalahuddin melalui sebuah film kolosal The Kingdom of Heaven alias Kerajaan Ala Syurga. Mereka memanggil musuh yang mereka hormati itu dengan nama Saladdin.

Kembali saya masukkan catatan Karen Armstrong yang secara kontras membandingkan perlakuan Bangsa Inggris kepada Pahlawan Agung mereka Richard The Lion Heat, lawan tanding Shalahuddin itu, bahwa untuk pulang ke Inggris Richard harus terlunta-lunta dan bersembunyi sebagai pengemis karena kerajaan yang selama puluhan tahun dia tinggalka demi memenuhi seruan Paus Urban II untuk berperang membela kejayaan Agamanya merebut Palestina, saat itu sudah dikhianati dan dirampas. Richard mati terhina, berbeda dengan Shalahuddin yang terus diagungkan dan dijadikan symbol keberanian dan kasih sayang serta keikhlasan membela Agama Allah.

Malam Rabu, 27 Shafar 589 H, Ibnu Syidad dalam Kitabnya: An-Nawadir As-Sulthoniyyah/hal 422 mencatat bahwa Shalahuddin Al-Ayyuby meninggalkan dunia fana dengan hanya mewariskan uang sebanyak 1 dinar dan 36 dirham, jumlah yang tidak cukup untuk membiayai pemakamannya sehingga kadhinya Al-Fadhil harus meminjamkan uang untuk keperluan itu. Tidak ada rumah tidak ada tanah, kebun maupun ladang.

Hari itu adalah hari yang 12 dari sakit demam yang beliau derita, bertepatan dengan suara Syaikh Abu Ja'far membacakan Al-Qur'an surat Al-Hashr ayat 22: 

"Dialah Allah yang tiada Ilah selain Dia, yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". Shalahuddin berseru "Benar... benar...benar...La ilaaha illa Allah"

Sulthon agung yang tak pernah berzakat itupun menemui robb-nya.
==============
NB. Shalahuddin dilahirkan di Tikrit, kelahiran Shaddam Husein, di Wilayah Kurdi yang kini sudah dihapus dari peta sejarah oleh para imperialis. Akankah ummat Islam juga hendak menghapus beliau dari benak mereka hanya karena berbeda kesukaan? Dia cinta perjuangan sementara kita cinta kekayaan? Nauzubillah

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Narmada, 3 Juni 2013
25 Rajab 1434 H.

No comments:

Post a Comment