selamat datang di blog LADESTA,,,,,,,,,,,,,,, ini adalah salah satu blog Alumni PP. Nurul Haramain NW Narmada maaf jika dalam blog ini banyak kekurangan dan belum sempurna,,,,,,
Berkali-kali
berkali saya naik taksi melewati Gelora Bung Karno dan dibuat bertekuk
lutut oleh ulah Jack Mania, Supporter Persija Jakarta. Hari tanggal 4
maret 2012, saya benar2 hilang kesabaran dan memilih untuk keluar taxi
dan ikut membaur dengan mereka barang kali ada hikmah yang bisa
melapangkan dada saya sehingga tidak mati konyol, marah sendiri.
Sopir taksi dengan penuh pengertian menerima tawaran setengah ongkos
dan beriringan dengan senyumannya saya ngeloyor masuk kerumunan
bocah-bocah over energik berkaos serba oranye itu. Saya mulai bisa
tertawa setelah melihat tiga orang polisi pontang panting menertibkan
anak-anak itu. Mereka diturunkan dari atap bus yang satu, mereka sudah
naik lagi di atap bus yang lain. Dihalau dari trotoar selatan, mereka
berhamburan menuju trotoar utara. Pikir saya polisi itu akan ngamuk, ee
ternyata dia memilih rehat disebuah warung dan seorang cewek imut yang
juga jack Mania menyodorkan sebotol kecil minuman kalengan, Pak polisi
menerima dan tersenyum...nah saya tak mungkin tidak ikut senyum.
Sore itu nasib sedang memihak Persija, itu kali pertama mereka boleh
main di STUGBK [kepanjangannya Stadion Utama Geloran Bung Karno. Geloran
sendiri adalah singkatan dari Gedung Olah Raga, singkatan dari
singkatan juga]. Persiba di bolak balik dan kekenyangan dengan 4 gol,
tanpa balas lesakan keseblasan pujaan the Jack. Gol keempatlah yang
paling memukau, bayangkan tiga kesempatan emas batal jadi goal dan
ketika suasana kebelet memuncak, pada menit sekitar 83-an Ramdhani
Lestaluhu mendapat umpan apik dari “Super Back” mereka Hasyim Kipow.
Luar biasanya Hasyim meliuk liuk dari belakang garis tengah, melewati
penyerang, stopper dan akhirnya back Persiba. Karena dikira akan
menendang sendiri bola itu, maka para pemain Persiba mengerumuninya,
namun apa yang terjadi adalah sebentuk keputusan brillian, hasyim
menyodorkan bola kepada Rahdhani dan plung......I Made Irawan harus
terkesima sebelum memungut bola dari dalam jaring gawangnya. Itulah
Hasyim versi Bola Sepak. Mengamankan gawangnya dan memberi andilnya
dalam setiap gol.
Hasyim yang lain yang tambahan namanya adalah
Muzadi membuat akselerasi lain diblantika hiruk pikuknya dinamika
sosial bangsa Indonesia. Ketika bangsa Indonesia diharu biru oleh urusan
tetek bengek semacam batalnya kedatangan Lady Gaga ke Indonesia,
Kecaman terhadap Irsyad Manji dan masalah toleransi beragama seperti
pelik-pelik Ahmadiyah di Lombok dan Gereja GKI Yasmin di Bogor. Kali ini
Kyai Hasyim Muzadi memilih cara lain mengkomunkasikan pendapatnya,
BELIAU Memilih Blackberry untuk melangsir pendapatnya dalam memberikan
pembelaan kepada Ummat Islam Indonesia yang dituduh intoleran oleh
Barat.
Jum’at malam, 1 Juni 2012 bertepatan hari lahir
Pancasila dalam acara renungan mengenai Peran Tokoh Islam dalam
Perumusan Pancasila di gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta
Pusat. Pak Hasyim rupanya sudah hafal tifikal media massa Indonesia yang
selalu lihai meramu opini agar terfahami seperti yang mereka maui.
Beliau segera meraih Blackberry-nya dan menuulis sendiri apa-apa yang
sebenarnya ada didalam hatinya dan ...send . . .maka tidak lebih dari
dua jam suara asli “Back Jamaah NU” ini melesat masuk di HP melalui SMS,
MMS, web, Facebook, Twitter dan blog para netter. Saya sendiri
mendapatkan forwardnya dari seorang teman dengan dijuduli: The
Whiteberry.
Secara teknis umpan Pak Hasyim Back NU ini bisa
dikatakan gol. Tadi siang, dikerumunan jamaah NU saya mendapat
pertanyaan model baru dari jamaah yang biasanya menanyakan masalah
“amal-amalan bulan Rajab” sekali ini pertanyaannya beda: Apakah ustaz
sudah menerima SMS Kyai Hasyim? Wajahnya berbunga-bunga. Saya memahami
bahwa masyarakat NU grassroot merasa terwakili benar-benar dengan opini
Kyai Hasyim Muzadi itu.
Sifat kerja deffensive pun masih
tertulis rapi dalam sejarah berdirinya NO [Nahdlatul Oelama] kali ini
kita harus menyebut lagi seorang Hasyim yang tambahan namanya Asy’ari.
Beliau lebih dari terkenal untuk diperkenalkan. Silence activitiesnya
berupa mendidik dan mengajar santri dan jamaah beliau dijombang tidak
akan menjadi air bah perubahan sosial dengan cara prontal, seandainya
tidak dipantik oleh akumulasi (1) kegelisahan murid beliau KH Wahab
Chasbullah (pendiri forum diskusi intelektual muslim”Taswirul Afkar”,
Surabaya), (2) Kegelisahan Guru Kyai Kholil [guru Kyai Hasyim asal
bangkalan Madura], (3) kegelisahan Kyai As’ad Syamsul Arifin [teman
seperguruan Kyai Hasyim asal Situbondo], maka berbekal (a) keyakinan
pada ajaran Islam, (b) tongkat pusaka dari Kyai Kholil dan (c) pemahaman
ayat 17 Surat Thaha, Masyim yang Asyari ini memutuskan NO didirikan.
Selanjutnya kita lihat sendiri peran NU (karena pemberlakuan EYD, ikut
berubah] sampai saat ini sebagai palang pintu bagi ummat Islam Indonesia
mengarungi bahtera modernisasi.
Satu lagi Hasyim yang pantas
dikelompokkan dalam Kwartet Hasyim, yaitu Hernowo Hasyim. Kesamaannya
dengan ketiga Hasyim sebelumnya adalah keberangkatannya dari kisah resah
dan gelisahnya pada kondisi bangsanya yang seperti air bah namun
kehilangan ruas sungainya. Hernowo Hasyim lalu mengkreasi versinya
sendiri dalam upaya membantu anak bangsanya agar memiliki daya tangkal
sekalipun dalam kondisi tidak sehebat penyerangnya. Beliau ini menjadi
backing player dalam bidang tulis menulis. Dia berambisi agar anak
bangsa ini bisa menulis karena sebagaimana dia yakini, inilah sarana
bela diri yang paling effektife yang daya tahan energinya abadi
sepanjang zaman.
Hernowo Hasyim bergerilya keseluruh dunia
untuk menyedot daya dari “siapapun” lalu ditumpah-ruahkannya dan ribuan
acara seminar, pelatihan dan pembimbingan menulis disekujur Nusantara
ini, baik tatap muka atau melalui media internet. Hernowo Hasyimlah otak
dibalik penerbit Mizan, Kaifa juga Bentang, langkah ini menjanjikan
untuk tidak sekedar bertahan tapi bahkan menyerang dengan jurus-jurus
quantum.
Akhirnya saya akan mengikat nama Hasyim ini dengan
sebuah nama Hasyim yang pasti dari sanalah asal muasalnya sehingga ada
nama-nama Hasyim di Indonesia ini, dialah Hasyim bin Abdul Manaf bin
Qusyay bin Qilab. Kemuliaan Hasyim menghasilkan sebuah klan Qurays
paling utama dan diberi kepercayaan sebagai PENJAGA dan PEMELIHARA
Ka’bah. Nama, sebagaimana sabda Rasulullah adalah do’a, maka setiap nama
disebut dan diingat ia akan mengeluarkan aura yang akan mendorong
pemiliknya menuju pusaran inti dari sumber makna-nama dari mana dia
berasal. Bagus juga ya nama Hasyim?
No comments:
Post a Comment